Kamis, 23 Oktober 2014

Landasan Teori Bayo

LANDASAN TEORI


A.     Jarlokat
Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) merupakan jaringan telekomunikasi yang paling       banyak digunakan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di PT.Telkom, Kandatel dan STO Blimbing Malang, saya mengambil materi JARLOKAT sebagai materi utama.
Jaringan lokal adalah jaringan kabel yang menghubungkan antara sentral dengan pesawat telpon pelanggan sesuai gambar dibawah ini:

1.      Elemen Jaringan Kabel Lokal
Jaringan kabel lokal mempunyai beberapa elemen yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi fungsi utama jaringan tersebut.
2.      Sentral Telepon Otomatis (STO)
STO adalah pusat dan sumber suatu jaringan, dan otak dari sentral dinamakan Central Proccessor (CP), fungsi dari STO adalah untuk membuat penomeran pelanggan yang berbentuk :
a.    Nomer Pelanggan.
b.     List Chanel : untuk wartel.


B.     Rangka Pembagi Utama
RPU adalah susunan rangka dari plat logam yang digunakan untuk tempat titik sambung ujung kabel ke arah jaringan dan ke arah sentral. RPU biasanya terletak dibawah sentral telepon (untuk gedung STO bertingkat) didepan atau disamping ruang sentral telepon (untuk gedung tidak bertingkat). Ruang RPU tidak bisa jauh dari ruang sentral. Dibawah RPU terdapat Cable Chamber tempatnya diruang bawah tanah yang berfungsi untuk menambatkan kabel-kabel primer dari luar sebelum terdistribusi ke RPU.
MDF adalah ruang yang mengatur jalannya jaringan dari ruang central keluar menuju pelanggan, dimana ruang MDF mengatur nomor A menuju ke alamat pelanggan. Unit di ruang MDF ada 3 titik penyaluran yaitu:
1.      EQN
Yaitu Port yang berisi nomor yang bersumber langsung dari ruang Central .
2.      PRIMER
Yaitu Port yang menghubungkan ruang MDF dengan RK(rumah kabel) .
3.     DSLAM (DIGITAL SUBSCRIBER LINE ACCESS MULTIPLEXER)
Yaitu Port yang berisi koneksi internet yang akan menghubungkan EQN dan PRIMER jika pelanggan menggunakan koneksi internet .

C.     Alat Dan Bahan
Dalam menjalankan suatu kegiatan, Pasti kita membutuhkan berbagai macam alat dan bahan, begitu pula dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. Telekomunikasi DIVA SO Blimbing Malang, Jawa Timur.
            Berikut diuraikan berbagai macam alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan berbagai macam kegiatan, baik oleh praktikan maupun semua pihak PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. DIVA SO Blimbing Malang, Jawa Timur.
D.    Ruangan Rangka Pembagi Utama
1.      Kriteria Ruangan RPU
a.       Ruangan harus bersih dari segala kotoran.
b.      Dilengkapi dengan Fire Alarm Protector.
c.       Mempunyai ventilasi udara yang baik.
d.      Dilengkapi Alat Pemadam  Kebakaran (APK).
e.       Dilengkapi tangga sorong beroda yang tingginya disesuaikan dengan kondisi ruangan RPU.


2.      Denah Lokasi
       Denah lokasi perangkat pada ruangan RPU secara garis besar dikelompokkan menjadi :
a.    Letak dan posisi RPU
b.    Letak dan posisi perangkat selain RPU

3.      Posisi Perangkat Pada Ruangan RPU
Posisi perangkat pada ruangan RPU secara garis besar dibagi menjadi 3 kelompok :
  a. Perangkat yang berada dirangka Vertikal
b. Perangkat yang berada dirangka Horizontal
c. Perangkat yang berada diluar rangka Vertikal dan Horizontal      sesuai jenis perangkatnya.
 4.  Fungsi dari RPU
a.       Tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel dari sentral.
b.      Mengeksekusi gangguan dengan cara mengukur                                    gangguan
Pada ruangan RPU terdapat terminal blok vertikal dan horizontal. Dengan menggunakan jumper wire, terminal blok vertikal dihubungkan dengan terminal blok horizontal. Pada          dasarnya rangka Pembagi Utama (RPU) dirancang dan disupply oleh pabrik yang memproduksi perangkat instalasi sentral.
RPU dirancang dengan kapasitas tertentu sesuai kebutuhan, dan dapat diperluas sampai dengan kapasitas maksimumnya, dengan bentuk dan ukuran diusahakansama dengan RPU yang sudah ada.
5.    Bahan Rangka
Besi lempeng dan besi siku dibuat dari bahan tahan karat atau aluminium berbentuk lempeng dan sik.
Cara membuat :
a.       Menggunakan las
b.      Dengan cara keling
c.       Menggunakan mur-baut

E.     Konstruksi Rangka
1.           Rangka Vertikal
Terminal blok vertikal berfungsi untuk catuan kabel primer dari MDF ke kabinet. Bagian bawah rangka vertikal dipasang mati pada lantai. Pada bagian bawah rangka vertikal dilengkapi dengan beberapa stop kontak listrik untuk keperluan catuan solder listrik dan lampu penerangan kerja.
Penomoran rangka vertikal :
a.       Rangka vertikal diberi nomor urut dari kiri ke  kanan (V01, V02, V03 dan seterusnya)
b.      Pemasangan dimulai dari kiri ke kanan dan diatur sedemikian rupa sehingga Terdapat ruang gerak yang leluasa bagi para petugas untuk melakukan pekerjaan, seperti terminasi kabel pada blok terminal atau pemasangan kawat sambung (Jumper Wire)Masih ada tempat / ruang untuk         memperluas RPU di kemudian hari
2.           Rangka Horizonal
Rangka Horizontal melintang dihubungkan pada rangka       horizontal dengan cara las, keling maupun murbaut. Rangka horizontal  memanjang untuk         mengikat rangka vertikal dan rangka horizontal  melintang, dengan cara las, keling atau mur-baut.
Terminal blok horizontal berfungsi untuk mencatu     kable dari sentral ke MDF. Terminal blok horizontal ini dipasang pada RPU disisi sentral  dang menggunakan kapasitas 100 pasang urat kabel.


F.     Ruang Kabel (Chamber)
Chamber dibangun pada gedung sentral yang lokasinya berada di daerah yang bebas banjir, atau pada lokasi yang permukaan air tanahnya rendah.
1.              Chamber dibuat dengan maksud untuk :
a.       Menempatkan dan memasang rak kabel
b.      Memudahkan penarikan dan penyusunan kabel yang akan ditambatkan pada rak kabel
2.            Gedung sentral yang berada di daerah banjir atau pada lokasi   yang permukaan air tanahnya tinggi tidak dibuat cable chamber. Sebagai gantinya dibangun ruangan rak kabel yang bersebelahan dengan ruangan RPU.
3.            Cable Chamber sedapat mungkin dibuat tepat di bawah ruangan RPU dengan ketinggian minimum 2 meter, kedap aor dan dilengkapi dengan tangga, pompa air dan penerangan yang cukup, serta diberi penutup yang cukup rapat dan rapih.
4.             Rak Kabel
a.       Rak kabel dibuat dari konstruksi besi yang kuat unutk menambatkan kabel-kabel yang masuk ke RPU.
b.      Pemasanangan Rak Kabel
Pemasangan dan penempatan rak kabel di cable chamber sedapat mungkin segaris vertikal di bawah RPU, dengan pertimbangan bahwa kabel-kabel yang datangnya dari rak kabel (tempat penambatan) dapat ditarik lurus vertikal ke RPU dimana urat-urat kabelnya akan diterminasikan. Sedangkan kabel dengan cara terminasi tidak langsung, potheadnya ditambatkan (termination cable) yang tersambung pada pothead tersebut ditarik lurus vertikal ke RPU untuk diterminasikan.
Pemasangan dan penempatan rak kabel di ruangan cable chamber sedapat mungkin lurus sejajar dengan RPU, dengan pertimbangan bahwa kabel dengan sistem terminasi langsung dapat ditarik langsung secara horizontal ke RPU dimana urat-uratnya diterminasikan, sedangkan unutk kabel dengan sistem terminasi tidak langsung, kabel terminasinya dapat ditarik tegak lurus dari pothead langsung ke RPU untuk diterminasikan.
Lubang masukan kabel harus berada pada sisi lebar dari cable chamber.Setiap kabel diberi label terbuat dari bahan yang kuat dan mudah terbaca
Pemasangan / penambatan kable pada rak kabel dimulai dari sisi kiri  berturut- turut ke arah kanan, dan diberi label, dimulai dengan huruf P1 untuk kabel pertama kemudian diikuti dengan P2 untuk kabel kedua dan seterusnya.
G.    RUMAH KABEL(RK) atau KABINET
Kabinet adalah catuan connecting kabel primer atau induk dari sentral / MDF ke Distribution Point atau DP. Kabinet merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu jaringan kabel telpon antara sentral dengan pesawat telpon pelanggan.
Bentuk umum kabinet yang dipakai selama ini mengacu pada spesifikasi TELKOM No. STEL-L-005/ R 1 A. Kabinet dibuat dari bahan isolasi tahan panas yang diperkuat dengan fiber glass warna abu-abu/krem dan harus memenuhi syarat-syarat teknis sebagai berikut :
1.     Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap korosi.
2.     Mempunyai daya isolasi yang baik terhadap panas.
3.     Mempunyai bobot yang relatif ringan.
4.     Kedap terhadap hujan.
5.    Mempunyai ventilasi yang cukup, sehingga dapat mencegah terjadinya pengembunan (kondensasi) didalam kabinet atau RK.
Pondasi kabinet terbuat dari beton cor dengan perbandingan semen, batu, pecahan (1:2:3) dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran kabinet.
Pada bagian dalam kabinet terdapat 2 bagian, yaitu :
a.         Bagian Primer
       Pada bagian ini merupakan tempat penyambungan antara kabel perimer dari sentral MDF dengan kabel yang berada di dalam konektor (LSA) yang berada didalam kabinet.
b.        Bagian sekunder
       Pada bagian ini merupakan tempat penyambungan antara kabel yang di dalam konektor (LSA) dengan kabel sekunder menuju kotak DP. Antara bagian primer dan sekunder terdapat kabel penghubung atau jumper.
1.)      Fungsi dari kabinet :
a)      Tempat penyambungan antara kabel primer dan sekunder.
b)      Tempat untuk melaksanakan eksekusi gangguan.
c)      Tempat melaksanakan penjumperan antara terminal blok di sisi primer dengan terminal blok di sisi sekunder.
2.)    Macam – macam kabinet :
a)      Terbuat dari beton (tipe lama dan sekarang tidak digunakan lagi).
b)      Terbuat dari besi / Fiber Glass.
3.)  Kapasitas kabinet :
RK / Kabinet memiliki kapasitas 800 pair, 1600 pair dan 2400 pair, dimana setiap pair akan mencatu satu pelanggan. RK kapasitas 2400 pair artinya jumlah pasang primer dan sekunder yang dapat diterminasikan adalah 2400 pair/pasang



H.    DP (Distribution Point) / KP (Kotak Pembagi)
            DP atau KP adalah kotak terminal kabel yang pada umumnya berkapasitas 10 dan 20 pairs, dimana pada terminal masuk diterminasikan kabel catu dari kabel sekunder atau dari primer untuk catu langsung. Sedangkan pada terminal keluar, dihubungkan dengan saluran penanggal atau saluran distribusi ke rumah pelanggan. KP berfungsi untuk :
1.      Titik terminasi akhir dari jaringan kabel sekunder.
2.      Titik terminasi awal dari jaringan kabel distribusi
3.      Menghubungkan kabel sekunder dengan drop wire
4.      Sebagai tempat untuk melakukan pengetesan.
5.      Sebagai tempat melokalisir gangguan.
     Terdapat tiga macam jenis DP / KP, antara lain :
a.       DP Tiang
DP ini mempunyai 2 kapasitas yaitu 10 dan 20 pairs seperti yang dijelaskan diatas, berfungsi untuk mencatu pelanggan yang terpancar dengan menggunakan drop wire.
                    
b.             DP Dinding
DP ini dipasang pada dinding sebelah luar, biasanya digunakan untuk mencatu pertokoan atau rumah yang letaknya berdampingan secara teratur atau rumah susun. Dapat juga dipasang pada dinding sebelah dalam, biasanya digunakan untuk mencatu tiap tingkat pada gedung bertingkat atau komplek industri, kampus, dan pertokoan. Kapasitas DP dinding lebih besar dari DP tiang yaitu 40 pairs sampai 200 pairs.
            
c.    Tabung Pembagi / Terminal Post (TP)
Tabung pembagi ini adalah kotak pembagi yang dipasang diatas permukaan tanah. Ini digunakan untuk mencatu pelanggan pada daerah permukaan yang sudah mapan.

I.        Kotak Terminal Batas (KTB)
KTB merupakan tempat penyambungan antara kabel distribusi (drop wire) dengan kabel instalasi dalam rumah (indoor cable). Secara fisik KTB berbentuk kotak yang terpasang di dinding rumah pelanggan. KTB mempunyai fungsi sebagai pembatas antara IKR (Instalasi Kabel Rumah) pada rumah pelanggan dengan saluran distribusi pada jaringan kabel dan tempat pemeriksaan ada tidaknya nada pilih (dial tone). Pemasangan KTB ini dimaksudkan untuk batas tanggung jawab kerusakan jaringan antara pelanggan dengan PT.Telkom. Dari KTB sampai ke pesawat telpon merupakan tanggung jawab pelanggan. Sedangkan diluar itu tanggung jawab dari PT.Telkom.
                                    Gambar 2.16 Kotak Terminal Batas
J.      Instalasi Kabel Rumah  (IKR) 
Instalasi kabel rumah merupakan instalasi kabel yang digunakan dalam rumah yang meliputi, kabel indoor, roset, dan pesawat telpon.
1.    Kabel Indoor
Kabel ini berisolasi dan berselubung PVC dengan warna abu-abu atau hitam yang berfungsi untuk menghubungkan antara KTB dengan roset ada pesawat telpon.
2.      Roset
Roset adalah sebutan unutk kotak yang menjadi tempat masukan konektor terminal pesawat telpon setelah KTB. Fungsi roset adalah untuk menstabilkan dan menyaring sinyal telpon. Roset ini juga memudahkan menyambung dan memutuskan hubungan antara terminal ke instalasi kabel rumah.
3.      Pesawat Telepon
Pesawat telepon merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan kabel akses tembaga.
Pesawat telepon pada dasarnya adalah salah satu jenis Costumer Premise Equipment (CPE), yaitu peralatan komunikasi yang berada di sisi pelanggan. Fungsi dari pesawat telpon adalah sebagai berikut :
a.  Merequest pemakaian saluran telpon, jika handset diangkat.
b.    Mengindikasikan bahwa sistem telepon sudah siap, dengan menerima nada dial.
c.    Mengirim sejumlah nomor tertentu, yang akan dipanggil. Nomor ini dibangkitkan oleh user dengan menekan tombol push botton pada pesawat telepon.
d.   Menerima beberapa nada yang menyatakan panggilan sedang dalam proses (ringing, busy).
e.    Mengindikasikan adanya panggilan pada sisi terima dengan membunyikan nada panggil (ringing tone).

K.     Struktur Jaringan Kabel Lokal
Berdasarkan pencatuan saluran dari sentral telepon ke pesawat telepon pelanggan, jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : Jaringan catu langsung, Jaringan catu tidak langsung, Jaringan catu kombinasi.

L.     Jaringan Catu Langsung
Jaringan catu langsung adalah pencatuan jaringan ke pelanggan dari DP yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui kabinet / RK. Pada jaringan ini urat kabel dari DP tersambung secara permanen. Daerah catu langsung ini maksimal pada radius 500 meter dari sentral telepon.

1.      Pemakaian:
a.    Dikota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan sedikit pelanggan telepon.
b. Pada kota besar untuk mencatu daerah sekitar sentral telepon dalam radius 500 meter.
c.    Didaerah-daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon (demand) cukup tinggi seperti pada high rise building (HRB) dan komplek yang tidak memungkinkan untuk dipasang rumah kabel.
d. Untuk pelanggan-pelanggan VIP yang memerlukan keamanan dalam berkomunikasi.
2.      Keuntungan Menggunakan Jaringan Catu Langsung
a.  Biaya rendah karena tidak memerlukan RK.
b. Administrasi kabel lebih sederhana.
c.  Titik rawan gangguan (sumber gangguan) lebih kecil.
3.      Kerugian Menggunakan Jaringan Catu Tidak Langsung
a.     Tidak Fleksibel karena tidak mempunyai titik jumper (RK).
b.    Perhitungan demand telepon harus benar-benar akurat.
c.    Sulit dalam melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan cepat.

M.   Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan catu tidak langsung adalah jaringan kabel lokal yang menghubungkan antara sentral telepon dengan pesawat pelanggan dimana pesawat pelanggan dicatu dari DP terdekat yang dihubungkan dengan MDF yang sebelumnya dihubungkan terlebih dahulu melalui RK / Kabinet. Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder.

Pemakaian jaringan catu tidak langsung ini dipakai pada kota-kota sedang dan besar yang jumlah pelanggan telponnya banyak dan jauh dari sentral (dengan radius lebih dari 500 meter) serta daerah yang pelanggannya menyebar. Keuntungan dari jaringan catu tidak langsung ini adalah :
1.      Fleksibel, dimana kabel sekunder bebas disambungkan dengan kabel primer.
2.      Mudah dalam melokalisisr gangguan.
3.      Dapat mencatu pesawat telepon pelanggan yang letaknya menyebar dan jauh dari sentral telepon
Jaringan catu langsung juga memiliki kerugian, antara lain :
a.  Biaya besar karena harus menggunakan RK.
b.    Sumber gangguan lebih banyak, melalui terminasi di MDF, RK,DP, dan titik sambung kabel sepanjang drop wire
c.    Terkadang sulit mencari lokasi penempatan RK yang betul-betul aman

N.    Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal dimana pencatuan pesawat pelanggan dilakukan melalui 2 cara, yaitu sebagian dengan catu langsung dan sebagian dengan catu tidak langsung.
Pemakaian jaringan catu kombinasi pada kota sedang dan besar dimana lokasi pelanggan yang dekat dengan sentral dicatu dengan jaringan catu langsung. Sedangkan pada lokasi pelanggan yang jauh dari sentral telepon dicatu dengan jaringa catu tidak langsung.
O.     Pengertian Teknologi DSL dan perkembangannya
Digital Subsriber Line (DSL) adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga, teknologi ini sering disebut jugadengan istilah teknologi suntikan atau injection teknologi Contoh operator yang telah menggelar DSL di Indonesia adalah PT TELKOM. Produknya dinamai SPEEDY.Sehingga kabel telepon biasa yang telah ada dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi.Telepon hanya menggunakan sebagian frekwensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga. Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekwensi dengan membaginya (splitting), frekwensi yang lebih tinggi untuk data dan    frekwensi yang lebih rendah untuk suara dan fax.Jarak pemakai ke CO menentukan kecepatan DSL.Makin jauh jarak pemakai, kecepatan makin rendah.
1.         Konsep Dasar DSL
Teknologi modern yang menggunakan jalur telepon yang sudah ada untuk mentransport  data dengan bandwidth lebar, seperti multimedia dan video.
Teknologi ini memerlukan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga,Sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan atau injection technology Sehingga kabel telepon biasa yang telah ada dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi Jika PSTN hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga, DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi dengan membaginya (splitting), frekuensi yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax.


beberapa jenis teknologi DSL, di antaranya :
       ADSL, SDSL, HDSL, HDSL-2, G.SHDL, IDSL, dan VDSL.
2.    Keuntungan Teknologi DSL :
a.    Dapat menggunakan aplikasi internet dan telepon secara bersama-sama
b.      Kecepatan data lebih tinggi dari modem biasa (1,5 Mbps vs 56 Kbps
c.       Tidak perlu jalur baru; dapat menggunakan jalur telepon yang sudah ada
d.      Modem (di sisi user) sudah disediakan oleh penyedia jasa DSL
3.      Kerugian Teknologi DSL :
a.       Koneksi dapat bekerja dengan baik jika lokasi user dekat dengan Sentral penyedia jasa
b.      Untuk tipe ADSL, kecepatan menerima data melalui internet (down load)  lebih tinggi daripada pengiriman data (up load)
c.       Layanan ini tidak selalu ada di mana-mana


0 komentar:

Posting Komentar